Rabu, 17 Oktober 2012

CERPEN: Pengalaman di Dunia Percintaan

Oleh Kamarudin Bilatula yang mempunyai Pengalaman di Dunia Percintaan. Di zaman sekarang ini banyak yang mengatakan bahwa semua laki-laki itu sama dan ada juga yang mengatakan bahwa semua perempuan itu sama. Dari kedua perkataan tadi, itu adalah kata-kata yang sangat ku benci karena aku menganggap bahwa tidak semua laki-laki sama dan tidak semua perempuan itu sama, tapi aku masih sedikit khawatir dengan perempuan, apalagi di zaman sekarang ini. Jika berbicara masalah Pacaran, aku sudah mengenal kata itu sejak duduk di bangku SD yang biasa orang sebut cinta monyet karena masih punya sifat kekanak-kanakan. Banyak perempuan yang mengatakan bahwa aku adalah orangnya pendiam, tapi dibalik diriku seorang pendiam asyik juga masih ada perempuan yang kagum pada diriku dan semua itu ku anggap biasa-biasa saja. Pada waktu itu, aku mempunyai hubungan dengan salah seorang perempuan,dalam menjalani hubungan itu aku kurang menjalaninya dengan serius karena aku menganggap bahwa aku masih belum pantas melakukan itu dan belum memfokuskan diri di Dunia Percintaan, tapi aku hanya mengambil pelajaran atau makna dalam hubungan itu karena nantinya kita akan mengenal yang namanya Puberitas seorang remaja.
            Semenjak masuk SMP, aku biasanya mendapat salam dari seorang perempuan yang di sampaikan lewat orang lain dan bahkan mendapat surat dari perempuan tersebut, tapi itu semua hanya ku anggap biasa-biasa saja makanya orang mengatakan bahwa diriku adalah seorang pendiam dan aku menerima dengan apa yang mereka katakan, biarlah mereka berkata seperti itu, biarlah diriku seperti saya seperti ini, karena mereka tidak tahu apa sebenarnya yang ada pada diriku dibalik seorang pendiam. Itu semua ku lakukan jangan sampai terjerumus dalam Dunia Percintaan yang biasanya akan memutuskan cita-cita atau keinginan yang akan aku capai, makanya aku kurang serius di dunia tersebut dan tidak mengenal lebih dalam yang namanya Percintaan, tapi bukan berarti aku tidak akan mengenalnya karena itu adalah suatu kewajiban yang ada pada diri manusia yang nantinya akan mengenal yang namanya perkawinan.
            Ketika di SMA aku sudah menjalani yang namanya Pacaran dan itu aku jalankan dengan serius dan harus hati-hati, dalam menjalani hubungan itu aku tidak mengawasi atau mengkhawatirkan diriku sendiri karena aku sudah tahu bagaimana menjalani hubungan dengan baik, tapi yang aku perhatikan adalah seorang perempuan ini, apakah dia benar-benar serius dalam menjalani hubungan ini atau tidak dan apakah dia setia atau tidak, apalagi berhubungan yang saling  berjauhan, itu juga bukan merupakan hal tersulit bagi diriku dalam hubungan jarak jauh, biarpun dia tidak melihat atau mendengar apa yang sedang ku lakukan pada saat jauh dari dirinya dan aku tidak berani melakukan yang tidak-tidak yang hanya dapat menyakiti hatinya. Tetapi, apakah dia nan jauh disana sama dengan apa yang dirasakan dan yang ku lakukan disini, itu yang sangat sulit bagi diriku dalam menjalani sebuah hubungan. Masalah percaya dengan tidak, aku memang benar-benar percaya pada dirinya dan apakah dia juga benar-benar percaya pada diriku? Itu lagi yang sulit di bayangkan. Orang-orang mengatakan bahwa semua itu hanyalah kata-kata yang keluar dari mulut dan tidak dapat di percaya. Semua itu bagiku adalah sebuah kata-kata yang keluar dari mulut yang langsung ke hati dan akan aku pertanggungjawabkan bukan di permainkan, karena bagiku setiap kata adalah doa.......

***SELESAI***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar