Oleh
Kamarudin Bilatula yang mempunyai Pengalaman di Dunia Percintaan. Di zaman
sekarang ini banyak yang mengatakan bahwa semua laki-laki itu sama dan ada juga
yang mengatakan bahwa semua perempuan itu sama. Dari kedua perkataan tadi, itu
adalah kata-kata yang sangat ku benci karena aku menganggap bahwa tidak semua laki-laki
sama dan tidak semua perempuan itu sama, tapi aku masih sedikit khawatir dengan
perempuan, apalagi di zaman sekarang ini. Jika berbicara masalah Pacaran, aku
sudah mengenal kata itu sejak duduk di bangku SD yang biasa orang sebut cinta
monyet karena masih punya sifat kekanak-kanakan. Banyak perempuan yang
mengatakan bahwa aku adalah orangnya pendiam, tapi dibalik diriku seorang
pendiam asyik juga masih ada perempuan yang kagum pada diriku dan semua itu ku
anggap biasa-biasa saja. Pada waktu itu, aku mempunyai hubungan dengan salah
seorang perempuan,dalam menjalani hubungan itu aku kurang menjalaninya dengan
serius karena aku menganggap bahwa aku masih belum pantas melakukan itu dan
belum memfokuskan diri di Dunia Percintaan, tapi aku hanya mengambil pelajaran
atau makna dalam hubungan itu karena nantinya kita akan mengenal yang namanya Puberitas seorang remaja.
Semenjak masuk SMP, aku biasanya
mendapat salam dari seorang perempuan
yang di sampaikan lewat orang lain dan bahkan mendapat surat dari perempuan tersebut, tapi itu semua hanya ku anggap
biasa-biasa saja makanya orang mengatakan bahwa diriku adalah seorang pendiam dan
aku menerima dengan apa yang mereka katakan, biarlah mereka berkata seperti
itu, biarlah diriku seperti saya seperti ini, karena mereka tidak tahu apa sebenarnya
yang ada pada diriku dibalik seorang pendiam. Itu semua ku lakukan jangan
sampai terjerumus dalam Dunia Percintaan yang biasanya akan memutuskan cita-cita
atau keinginan yang akan aku capai, makanya aku kurang serius di dunia tersebut
dan tidak mengenal lebih dalam yang namanya Percintaan, tapi bukan berarti aku
tidak akan mengenalnya karena itu adalah suatu kewajiban yang ada pada diri
manusia yang nantinya akan mengenal yang namanya perkawinan.
Ketika di SMA aku sudah menjalani
yang namanya Pacaran dan itu aku
jalankan dengan serius dan harus hati-hati, dalam menjalani hubungan itu aku
tidak mengawasi atau mengkhawatirkan diriku sendiri karena aku sudah tahu
bagaimana menjalani hubungan dengan baik, tapi yang aku perhatikan adalah
seorang perempuan ini, apakah dia benar-benar serius dalam menjalani hubungan
ini atau tidak dan apakah dia setia atau tidak, apalagi berhubungan yang
saling berjauhan, itu juga bukan merupakan
hal tersulit bagi diriku dalam hubungan jarak jauh, biarpun dia tidak melihat
atau mendengar apa yang sedang ku lakukan pada saat jauh dari dirinya dan aku
tidak berani melakukan yang tidak-tidak yang hanya dapat menyakiti hatinya. Tetapi,
apakah dia nan jauh disana sama dengan apa yang dirasakan dan yang ku lakukan
disini, itu yang sangat sulit bagi diriku dalam menjalani sebuah hubungan. Masalah
percaya dengan tidak, aku memang benar-benar percaya pada dirinya dan apakah
dia juga benar-benar percaya pada diriku? Itu lagi yang sulit di bayangkan. Orang-orang
mengatakan bahwa semua itu hanyalah kata-kata yang keluar dari mulut dan tidak
dapat di percaya. Semua itu bagiku adalah sebuah kata-kata yang keluar dari
mulut yang langsung ke hati dan akan aku pertanggungjawabkan bukan di
permainkan, karena bagiku setiap kata adalah doa.......
***SELESAI***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar